Pejabat Israel Serukan Perang Tanpa “Belas Kasih” di Jalur Gaza

8 08 2008

[ 11/06/2008 – 04:51 ]

Palestina’48 – Infopalestina: Sumber-sumber politik Israel mengatakan Menhan Israel Ehud Barat telah memutuskan mengarahkan serangan militer keras ke Jalur Gaza dan gerakan Hamas sebelum ditandatangani gencatan senjata. Radio publik Israel menyiarkan PM Israel Ehud Olmert akan melakukan musyawarah dengan Barak dan Menlu Tzepi Livni seputar kemungkinan serangan ke Jalur Gaza. Dalam musyawarah ini Israel akan mengambil keputusan gerangan meluas ke Jalur Gaza namun terbatas untuk menghentikan atau paling tidak mencegah serangan roket-roket Palestina ke Israel, atau keputusan menerima gencatan dengan Hamas.

Sementara itu Menteri Infrastruktur Israel Benyamin Ben Eliazer meminta dilancarkan perang tanpa “belas kasihan” dan “tidak bersih”, serta dilancarkan gempuran yang menghabisi Hamas meskipun harus jatuh korban orang-orang yang tidak berdosa.

Di sisi lain sumber-sumber politik, keamanan dan militer Israel tingkat tinggi menegaskan bahwa meskipun banyak ancaman terakhir dilontarkan para pejabat senior Israel, namun aksi militer secara meluas di Jalur Gaza masih jauh dari apa yang dilontarkan di media massa.

Sumber-sumber ini menyebutkan, meninggalnya seorang Israel yang ketiga kalinya dalam bulan ini akibat serangan roket Palestina, pekan lalu, telah meningkatkan sensitifitas factor yang mempercepat di tingkat politik. Namun sensitifitas ini belum diterjemahkan ke dalam instruksi-instruksi praktis kepada militer. Secara nyata, militer juga belum bergegas melakukan persiapan serangan, pasukan regular yang tersebat di sekitar Jalur Gaza juga belum diperkuat, demikian juga langkah-langkah ke arah mobilisasi pasukan cadangan juga belum diambil.

Menurut perkiraan sumber-sumber Israel, kemungkinan militer Israel melakukan aksi-aksi serangannya secara bertahap. Yang akan difokuskan pada tahap pertama dengan meningkatkan serangan udara dan aksi-aksi darar secara terbatas di lingkar perbatasan dengan Jalur Gaza, yang berjarak 2-3 kilometer dari pagar perbatasan.

Khawatirkan Gencatan Senjata

Berdasarkan sejumlah kolomnis militer pada media Israel, militer Israel berada dalam kebimbangan antara dua pilihan yang sama-sama pahit. Mereka dihadapkan pada gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina atau menggelar operasi militer secara besar-besaran ke Jalur Gaza dengan harga yang cukup mahal, yaitu hilangnya nyawa sejumlah tentara.

Kotributor harian Ma’arev, Amir Rababort mengisyaratkan, ada dua pilihan bagi militer Israel ssat ini. Pertama, sepakat terhadap gencatan senjata dengan Hamas dan faksi-faksi perlawanan sebagaimana ditawarkan pihak Mesir atau pilih menggelar operasi militer besar-besaran ke Gaza, namun diyakini ongkosnya terlalu mahal. Kedua pilihan ini perlu keputusan yang matang.

Sementara itu, pemerintah Israel tentunya tidak akan memilih gencatan senjata dengan Palestina mengingat sejumlah gempuran dan kerugian yang dialami Israel beberapa waktu yang lalu, akibat serangan roket perlawanan. Disamping itu, langkah tersebut di mata dunia Arab sama saja dengan menyerah kalah terhadap dikte perlawanan.

Oleh karena itu, pernyataan Menhan Israel Ehud Barak yang mengatakan, militer Israel tidak harus melakukan operasi besar-besaran di semua wilayah Gaza, cukup di sejumlah wilayah atau satu wilayah saja, tujuan utamanya adalah memberikan pelajaran kelompok perlawanan, setelah itu baru masuk dalam gencatan senjata dan mereka berada pada posisi yang lebih kuat. Atau pilihan lain, cukup dengan serangan udara saja terhadap target-target tertentu. Kedua pilihan ini bisa dilakukan secara khusus.

Penulis Ma’arev ini menambahkan, “Para komandan militer Israel sebelumnya merencanakan serangan Gaza. Mereka juga telah mempersiapkanya dengan matang. Namun operasi ini bisa saja ditunda. Militer belum berpikir untuk melakukan serangan darat secara besar-besaran,” ungkapnya. (seto)


Aksi

Information

Tinggalkan komentar